Ditsuslat, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan gelar wicara bertema “Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda” yang berlangsung di panggung utama pameran kerajinan Kriyanusa 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat pada Sabtu (31/8).
Empat nara sumber yang ditampilkan yaitu Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin; Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Harta Rohana Situmorang; Lulusan PKW Tekun Tenun dan Kriya dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Maria Devita; serta desainer muda, pengusaha, sekaligus seorang influencer, Ariy Arka.
Dalam keterangannya, Plt. Dirjen Tatang Muttaqin mengungkapkan bahwa Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya adalah program khusus Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek. Program ini juga merupakan kolaborasi Kemendikbudristek dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang berlangsung sejak tahun 2020.
“Seperti kita ketahui manfaat program PKW, yang pertama adalah menghasilkan wirausaha muda menjadi usahawan di bidangnya. Kemudian yang kedua, perlunya regenerasi para pelaku wirausaha terhadap banyaknya kekayaan budaya dan tradisi di setiap daerah. Daya tarik karya-karya mereka menyesuaikan kebutuhan model generasi sekarang," ujar Plt. Dirjen Tatang.
PKW selama ini terus melakukan ekspansi menjangkau kabupaten/kota di seluruh Indonesia, menggali potensi generasi muda dan mengajak pesertanya berusia mulai 15 tahun hingga 25 tahun yang tidak bersekolah dan putus sekolah untuk dibimbing menjadi wirausaha muda.
“Dalam menjalani sebuah usaha pastinya akan mengalami berbagai tantangan. Oleh karena itu, PKW memberi peluang kepada generasi muda untuk terus mengasah kemampuan diri agar menjadi wirausaha muda yang tangguh, hebat, dan menginspirasi banyak orang," jelas Plt. Dirjen Tatang.
Usai gelar wicara, dalam acara doorstop media bersama Plt. Dirjen Tatang yang didampingi Direktur Kursus dan Pelatihan, Nahdiana menjelaskan bahwa ada 103 turunan dari kewirausahaan PKW Tekun Tenun dan Kriya. Direktur Nahdiana juga mengatakan bahwa di dalam kurikulum pembelajaran PKW tidak hanya substansi keterampilan saja, tapi juga bagaimana cara memasarakannya.
"Mereka para lulusannya berjejaring saling menguatkan dan memasarkannya secara online dalam merintis usahanya. Kami juga melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah, dinas-dinas teknis terkait seperti UMKM," ungkap Direktur Nahdiana.
Adapun hasil
program PKW yang terimplementasi dalam pameran Kriyanusa 2024, sebanyak
15 lulusan PKW tampil bersama hasil karya terbaiknya di bidang kriya kain
tenun dan wastra yang berasal dari wilayah barat Indonesia hingga wilayah
timur.
Akumulasi program PKW, platform media sosial dan identitas produk
Manfaat besar program PKW selama ini telah dirasakan hasilnya oleh Harta Rohana Situmorang, Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir. Jumlah pesertanya secara akumulatif terus bertambah setiap tahunnya. Dari sebanyak 20 peserta pada 2022 menjadi 50 peserta pada 2023, dan terus bertambah 50 peserta lagi selama tahun berjalan pada 2024 ini.
”Pemerintah Kabupaten Samosir mengapresiasi program PKW. Para pesertanya mengembangkan keterampilan menenun dan menjadi wirausaha tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal. Mereka mendapatkan bimbingan secara gratis dan difasilitasi alat tenun yang sudah disediakan,” kata Rohana.
Selain itu, lanjut Rohana, dengan memanfaatkan platform media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook dan sejenisnya beberapa lulusan PKW Kabupaten Samosir berhasil mendapatkan pembeli kain tenun dari luar pulau, bahkan sudah memiliki pelanggan di Jakarta dan beberapa daerah di pulau Jawa.
Dampak manfaat mengikuti program PKW ini pun dirasakan langsung oleh Maria Devita (26), lulusan PKW 2021 dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Wanita muda lulusan SD ini bercerita, dari awalnya belajar menenun dari ibunya telah menuntunnya mengembangkan kewirausahaan ratusan karya kain tenun di daerahnya yang kini dikenal masyarakat luas.
Sementara itu, Ariy Arka, peserta lain dalam gelar wicara ini yang juga seorang desainer muda, pengusaha dan influencer sukses memberikan komentar positif dan mengapresiasi program PKW diharapkan terus berlanjut. Pasalnya, ia merasakan bahwa menggali keterampilan sangat dibutuhkan oleh generasi muda yang dapat berlanjut membuka peluang menjadi wirausaha.
"Desain tenun harus dikembangkan agar wastra ini terus terangkat mencipatkan busana yang menyesuaikan kebutuhan pasar. Jika perlu dipakai setiap hari dengan konsep desainnya mengikuti tren Gen Z sekarang. Karena program PKW telah melahirkan skill terlatih dan menghasilkan cuan. Harapan ke depan, jangan pernah takut memulai sesuatu yang berdampak positif dan fokus pada bisnis yang memiliki kekuatan identitas produk," pungkas Ariy di akhir gelar wicara.
Tom