Ditsuslat,
Jakarta – Turut melestarikan kekayaan kain tenun Ulos dari budaya Batak di
Provinsi Sumatera Utara, Monika Situmorang (21) lulusan PKW 2022 menenun penuh ceria
sambil mengenakan T-Shirt bertuliskan “Las Ma Rohakku Martonun”. Semboyan yang
memiliki makna, bahwa seorang penenun merasa bahagia karena dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya. Panduan hidup yang telah diwariskan oleh para nenek moyang mereka.
“Dulu,
saya bahkan tidak tahu menahu tentang perbenangan, apalagi tahap-tahap menenun.
Sekarang, saya sudah mahir. Dalam 32 hari pembelajaran PKW di Dekranasda
Parbaba, Samosir, saya telah mampu menenun sendiri. Tidak perlu mengupah orang
lain untuk mengajari saya,” kisah Monika Situmorang (21), lulusan PKW 2022.
Baginya, PKW Tekun Tenun adalah modal dirinya untuk
mendapatkan proses belajar menenun hingga menjadi pengusaha. Bisnis online “Bamboo Tenun” miliknya pun
dilakoninya untuk mendukung kelancaran usahanya yang telah meraup keuntungan cukup
menopang kehidupan pribadi dan orang tuanya.
Saking banyaknya pesanan setiap hari, tak ayal Monika
mengerahkan para saudaranya sebagai karyawan. Ia bahkan menyediakan tempat
khusus belajar menenun tanpa imbalan dan ikhlas. Ia selalu menanamkan pedoman
hidupnya, bahwa dengan menenun bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Tom